November 2016 - Syarif Miftahudin's Blog

Wednesday, November 30, 2016

Subhanallah Cara Islam Menyembelih Sapi Mengejutkan Orang Barat
5:39:00 PM0 Comments
ORANG BARAT “Terkejut Dengan CARA ISLAM MENYEMBELIH SAPI“


Masya Allah, semakin Maju Penelitian Ilmiyah Sema kin Membuktikan Kebenaran Islam.
Jelang Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban, jangan pernah makan daging sapi tanpa disembelih, ternyata syariat Islam ini membuat orang barat terkejut.

Simak penelitian ini.

1. Rasulullah tak pernah belajar cardiology tapi syari’atnya membuktikan penelitian ilmu modern.

2. Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?

3. Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.

4. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.

5. Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.

6. Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

7. Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!

8. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb.:

Penyembelihan Menurut Syariat Islam

Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:

Pertama
Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.

Kedua
Pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.

Ketiga
Setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).

Keempat
Karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.

Penyembelihan Cara Barat

Pertama
Segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).

Kedua
Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).

Ketiga
Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.

Keempat
Karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.

Bukan Ekspresi Rasa Sakit!

Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!

Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.

Subhanallah… Memang selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan tentang kebenaran Islam. Selalu ada penguatan Allah dari setiap adanya usaha pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia ini.

Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi menyimpan rasa tak tega melihat proses penyembelihan kurban, karena aku sudah tahu bahwa hewan ternak tersebut tidak merasakan sakit ketika disembelih. Dan yang paling penting, aku dapat mengerti hikmah dari salah satu Syariah Islam dan keberkahan yang tersimpan di dalamnya.

Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat.
Silakan di-share untuk teman Anda,
sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun.
Jika mereka tergerak hatinya untuk menghidupkan Al-Quran di tempat tinggalnya setelah membaca artikel yang Anda share, maka semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

KABAR INI HARUS TERSEBAR.
DEMI KABANGGAAN AGAMA KITA.
DAN MEMBUKTIKAjN, APA YANG ISLAM PERINTAHKAN SANGAT BERGUNA BAGI UMMAT MANUSIA!

Reading Time:

Friday, November 18, 2016

👎 6 Fakta Rossi, Lorenzo, Stoner itu nggak ada hebatnya 👎
7:23:00 AM0 Comments

 Kalian kenal Rossi, Lorenzo, atau Stoner? Pasti kenal lah kalau suka nonton MotoGP, yang nggak suka nonton saja juga pada kenal. Nah, tulisan ini khusus didedikasikan buat pencinta biker di Indonesia, menurut hemat saya, sebagai pengamat balap motor profesional banget-nget-nget, kaliber galaksi, jelas banget Rossi, Lorenzo atau Soner itu kagak ada hebatnye. Sumpah.

😡 Nggak usah protes dulu. Sebentar, coba baca tulisan ini dengan lengkap, begini alasan2nye:

❶ Itu Rossi atau Lorenzo, konon katanye, konon ye, kalau lagi balap suka pakai alat canggih di helm-nya buat komunikasi sama tim-nya. Ngasih tahu apa strateginya, mau ganti ban atau kagak, dsbgnya. Nah, hadirin wal hadirot, kalian tahu, di jalanan Indonesia, wuih, biker kita, lebih jago. Si Ujang misalnya, lagi naik motor bebeknya yang masih kreditan, bisa komunikasi sama Nyak-nye, kirim SMS: "Nyak, tadi pesan cabe keriting atau mie keriting?", canggih bener deh nulis SMS di atas motor; terus nyak-nye reply: "cabe keriting, Jang". Si Ujang masih sempat2nya balas lagi: "cabe keriting aja, atau cabe keriting banget". Gile, Rossi sama Lorenzo mah lewat, man. Mereka paling nanya siapa yang ada di depan atau belakang mereka, tanpa lepas tangan dari stang motor. Si Ujang, dan buanyak biker Indonesia, lebih hebat lagi, bisa komunikasi sama siapa saja, kirim SMS, telepon, bahkan update status facebook, dsbgnye pas lagi ngendarain motor, cuma satu tangan pegang stang, mungkin kalau lagi kebelet, satunya lagi sambil ngupil. Lebih gile lagi, man, Lorenzo sama Rossi kagak bakal pernah bisa ngobrol pas balapan, meski mereka sohib2an, lah, biker kita, di jalan raya, bisa bejejer bedua atau bertiga di jalan raya, ngobrol sambil ketawa, santai, bener2 pemandangan dahsyat, man.

❷ Itu Rossi atau Lorezno, konon katanye, kalau lagi balap, belok kiri, belok kanan, salip kiri, salip kanan, gesit banget, canggih deh, kagak ketulungan hebatnya. Nah, hadirin wal hadirot, biker Indonesia lebih hebat lagi. Belok kiri, belok kanan, kagak pakai lampu sign, orang di belakang dianggap jago ilmu kebatinan semua, bisa nebak mau belok mana, malah kadang beloknya ke kiri, sign-nya ke kanan; bikin kaget orang belakang, berguraunya keren banget deh. Atau beloknya nggak perlu pakai lampu, pakai dadah tangan saja. Wuih, akrab bener sama pengemudi di belakangnya. Belum lagi, ada yang nyalip dari kanan, wush, langsung pindah ke kiri, atau sebaliknya, mau belok kanan, ambilnya dari sebelah kiri, wushh, pinter banget deh ngagetin orang belakang.


Nah, bicara soal salip menyalip, Rossi sama Lorenzo pasti mikir kalau celah nyalipnya sempit, karena mereka mikir keselamatan lebih penting daripada piala MotoGP, lah, di sini, biker kita, jangankan mobil yang kecil, bahkan kontainer segede gajah, truk atau bus panjangnya meter-meteran, dihajar saja nyelipnya, benar2 deh, kagak ada ape2nya tuh Rossi atau Lorenzo kalau bicara soal nyali. Ngotot nyelip dimana2, jangankan trotoar, halaman rumah, toko orang saja dilibas biar lebih cepat beberapa meter, padahal ya, si Ujang itu cuma disuruh beli cabe keriting doang; kagak bakal dapat piala MotoGP yang hadiahnya belasan juta dollar alias ratusan milyaran rupiah. Coba kalau si Ujang disuruh ikut MotoGP nyang hadiahnya bisa beli cabe keriting sekapal gede, nggak kebayang semangatnya dia nyalip kemana-mana. Paling mentok itu si Rossi, atau Lorenzo, kalau lagi nikung, belok, cuma dengkulnya doang yang nyentuh jalan, Ujang malah bisa pipinya yang nyentuh trotoar.

❸ Saya tahu banget, Lorenzo itu umur tiga tahun sudah jago naik motor, usia 6-12 tahun udah ikut lomba balap motor anak2. Tapi ya itu, si Lorenzo itu balapannya di trek, penuh aturan main, penuh standar keselamatan. Dijaga sama bokapnya biar nggak bablas dan bahaya. Nah, biker kite, man, usia SD, SMP berseliweran di jalan raya. Jangan tanya punya SIM apa kagak, lah, bokap-nyokapnya yang biarin mereka pakai motor saja belum tentu punya SIM. Hebat, kan. 60 juta pengguna motor di Indonesia, 40% kagak ada SIM-nya, itu menurut info dari Asosiasi pengusaha sepeda motor Indonesia. Lah, emangnya Rossi sama Lorenzo punya SIM? Si Rossi itu beraninya ngebut kalau sudah pakai helm, di sini, mau pakai helm, mau kagak, berani-berani saja ngebut. Cuma takutnya kalau di ujung sana kelihatan ada polisi, langsung melipir kayak layangan putus si Ujang masuk gang. Wajahnya tiba-tiba celingukan, terus ngirim sms: "Nyak, ade razia. Cabe keritingnya bentaran ye".

 ❹ Nah, si Rossi, Lorenzo atau Stoner, sejago-jago dia balap kagak pernah deh dia tiba-tiba iseng muter balik ngelawan arah, atau ngambil jalur orang lain. Iye kan? Di sini, coba saja, lagi enak-enak jalan kaki, eh, ada motor ngelawan arah, ngambil jalur pejalan kaki. Bahkan petantang petenteng beneran melawan arah cuma biar hemat hitungan detik doang atau hitungan ratusan meter tok. Si Ujang noh, malas muter di ujung sono, biar buruan sampai pasar, maksa muter di tempat terlarang, maksa melawan arus, belum lagi jembatan penyebrangan buat pejalan kaki pun dihajar naik sama motor Ujang, takut banget kalau telat sampai rumah, cabe-nya kagak keriting lagi; nah kalau dikasih tahu, melotot mata merah Ujang. Naudzubillah kelakuannya.

❺ Tapi ada bagusnya. Biker di kite tuh dermawannya minta ampun. Coba ntuh lihat, kalau di prit, berhenti, langsung kasih 50rb. Bandingin sama Rossi atau Stoner, di prit, berhenti, paling cuma kasih tanda tangan di baju. Si Ujang, misalnye, kalau gagal melipir kayak layangan putus, pasti blingsatan nge-cek duit di kantong. Duh nyak, duitnye terpaksa buat ngasih orang lain, nggak jadi deh beli cabe keriting.

❻ Aduh, saya benar2 kehabisan semangat untuk melanjutkan tulisan ini. Silahkan dilanjut sendiri. Pada intinya, sy mau bilang, Rossi, Lorenzo, Stoner itu nggak ada hebat2nya dibanding biker kite. Demikian.

Reading Time:

Monday, November 7, 2016

SMS Ucapan Selamat Hari Raya ala Anak Kimia
7:45:00 AM1 Comments
Saat Larutan Penyangga tidak bisa menstabilkan hati, mari Menghidrolisis dosa dengan menambah Molaritas larutan pahala, menjadikan pahala² kita seperti butiran Koloid yang mempunyai Gerak Brown dan selalu tersinari oleh Efek Tyndall.

Dengan ketaatan seperti pada Kovalen Non Polar dan Mengaugmentasi pahala menjadi ibadah yang tidak bisa di Encerkan. Menyusun jadwal ibadah seperti Tabel Periodik dan mengintrospeksinya seperti Bilangan Kuantum.

Segeralah kita Mengelektroforesis agar tidak mengikuti yang buruk dan kuatlah seperti Basa dan Asam Kuat yang selalu berpegang teguh pada Rantai Panjang Hidrokarbon. Mari kita semua menjaga hati kita dengan Reaksi² yang baik agar tercipta Larutan yang Stabil.

Selamat Hari Raya Idul Adha 1437 H

Mohon Maaf Lahir dan Batin


Keyword: sms ucapan selamat hari raya idul adha tentang kimia pesan singkat ala anak kimia sms ucapan selamat hari raya idul fitri teknik kimia mahasiswa ilmu kimia murni dan terapan idul adha romadhon 1437 hijriyah minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin

Reading Time: