Hafal Tanpa Menghafal - Syarif Miftahudin's Blog

Tuesday, August 30, 2016

Hafal Tanpa Menghafal

Memang bisa ..?
Mau bukti..?



Ketika selesai sholat wajib, kita disunnahkan untuk berdzikir. Ada masjid yang melakukan dzikir bersama dengan dipandu imamnya. Karena selalu dzikir bersama maka otomatis jamaah tetap masjid itu, jadi hafal dzikir yang dibaca. Iyakan.....?

Bagi mereka yang ikut grup Yasinan di kampung, grup ini selalu diundang diacara tahlilan. Karena seringnya membaca surat Yasin 83 ayat itu, ternyata mereka dengan sendirinya hafal tanpa menghafal. Sedang kita yang tidak ikut grup itu, susah sekali hafal. Iyakan............?

Seseorang yang kontinyu berdzikir  *99 AsmaulHusna* ataupun *dzikir pagi dan dzikir petang* setiap hari, awalnya  berdzikir dengan membuka panduan. Namun setelah sekian lama mengamalkan, ternyata tidak perlu lagi panduan karena telah hafal.

*Kesimpulannya apa?*


Karena matan atau materi yang sama dibaca berulang-ulang sekian lama maka otak yang Allah berikan kepada kita itu merekam bacaan dengan sangat sempurna sehingga tanpa kita sadari ternyata kita sudah hafal. 

Ma syaa Allah !


Membaca secara berulang-ulang ini sangat membantu kelancaran dan baiknya pengucapan (fasih) maupun penguatan ingatan atau hafalan.

Dengan demikian cara atau metode  *pengulangan adalah kunci untuk hafal*. Makin sering kita mengulang  *(repetition* atau *tikrar*) membaca matan tertentu, maka makin kuat otak merekam dan kitapun kuat mengingat matan tersebut.

Sekarang bagaimana agar kita cepat hafal tanpa harus menunggu lama seperti  bukti-bukti diatas?
Karena kita ingin cepat hafal maka kita harus berusaha memperbanyak frekuensi pengulangan mengucapkan matan tersebut pada kurun waktu tertentu.

Ingatkan ketika anak balita belajar bicara, orang tuanya mengucapkan satu kata atau kalimat secara berulang-ulang, akhirnya walau diawalnya kurang sempurna menirukannya, namun karena diulang-ulang terus, berhasil juga mengucapkan dengan baik dan benar.

Berapa banyak kita harus membaca ulang suatu matan atau target? 


Banyaknya pengulangan, tergantung daya ingat masing-masing individu. Makin muda usia penghafal makin kuat daya ingat dan makin cepat hafal. Bagi usia muda, pengulangan yang tidak terlalu banyak sudah bisa membuatnya hafal lebih cepat dibandingkan dengan usia tua. Disarankan untuk anak-anak usia antara tiga sampai enam tahun, sebaiknya sudah mulai dipersiapkan menjadi penghafal Al-Quran dengan bimbingan seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk itu.


Berdasarkan penelitian dan pengalaman para penghafal AlQuran terdahulu, diantaranya ada yang menyarankan pengulangan minimal sebanyak 20 kali, namun ada juga yang menyarankan diulang minimal sebanyak 40 kali, dengan maksud agar lebih kuat daya ingat hafalannya. Kalau di pesantren, telah ditetapkan dengan tegas standar minimal yang wajib dilakukan untuk semua santri.

Menurut Syekh Abo Omar Al-Iraqiy, para santri tahfidh di masjid Nabawi dan Haram juga melakukan metode tikrar ini dengan membaca sekurang-kurangnya sebanyak 40 kali.

Bagaimana prakteknya?


Baik, misal kita akan menghafalkan surat An-Naas yang terdiri 6 ayat. Enam ayat ini bisa dipecah jadi 2 bagian atau 3 bagian atau tidak usah dipecah tapi semua saja karena surat dan ayatnya pendek-pendek.  Pilihan ini tergantung dari kemampuan kita masing-masing  dengan catatan, yang penting jangan memaksakan diri harus sekaligus banyak. Bisa satu ayat atau dua ayat atau tiga ayat dstnya dengan melihat panjang pendeknya ayat yang akan dibaca.


Jika surat An-Naas yang akan kita hafal dibagi 2 bagian saja, misalnya bagian pertama ayat 1 s/d ayat 3 dan bagian kedua ayat 4 s/d ayat 6. Setelah dibagi dua, maka bagian pertama yaitu ayat 1 s/d 3 dibaca secara tartil dengan mahraj dan tajwid yang benar, sebanyak 40 kali nonstop tidak boleh disela waktu dengan istirahat.

Contoh:

Bagian pertama ayat 1 s/d 3 dibaca 40 kali yaitu:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1
مَلِكِ النَّاسِ (2

إِلَٰهِ النَّاسِ (3


Catatan:

Membaca secara tartil dengan mahraj dan tajwid yang benar, ini penting sekali, karena kalau diawal sudah salah cara membacanya maka ketika sudah hafal akan sulit memperbaiki kembali, harus mulai lagi membaca dari awal dengan benar. Sebelum memulai menghafal, bagi seseorang yang belum benar mahraj dan tajwidnya, sebaiknya belajar lebih dulu kepada ahlinya agar ketika menghafal akan diperoleh hasil bacaan yang baik dan benar.


Setelah bagian pertama selesai dibaca 40 kali, kemudian kita lanjutkan membaca bagian kedua  yaitu ayat 4 s/d 6, seperti cara diatas, dibaca 40 kali nonstop juga.

Contoh:

Bagian kedua ayat 4 s/d 6 dibaca 40 kali yaitu:

مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4)

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5)
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)


Setelah selesai membaca bagian kedua 40 kali, langkah berikutnya adalah membaca sekaligus 6 ayat 
(ayat 1 s/d 6), seperti cara diatas sebanyak 40 kali nonstop.

Contoh:

Surat An-Naas, ayat 1 s/d 6 dibaca sekaligus 40 kali:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1)

مَلِكِ النَّاسِ(2) إِلَٰهِ النَّاسِ (3)
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4)
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5)
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)

Sampai disini selesailah kita menghafalkan surat An-Naas.
Dilain waktu sebelum kita menambah hafalan baru, misalnya surat Al-Falaq maka untuk penguatan hafalan sebelumnya yaitu surat An-Naas, kita terlebih dahulu harus mengulangi membaca surat An-Naas tersebut 40 kali nonstop. Setelah itu baru membaca surat yang baru dengan metode yang sama seperti saat mengbaca surat An-Naas.

Selanjutnya metode yang sama diatas, terus kita gunakan untuk membaca surat-surat yang lainnya.

Metode ini bisa kita gunakan juga untuk menghafalkan doa-doa yang bersumber dari AlQuran maupun Hadits.


Untuk memelihara hafalan yang telah ada, disarankan selalu dibaca secara rutin (tadarus) setiap malam dan juga dibaca ketika sholat yang disunnahkan membaca surat AlQuran.

Disarankan juga, jika akan menghafalkan AlQuran sebaiknya dimulai dari surat paling akhir yaitu surat An-Naas, kemudian dilanjutkan dengan surat-surat berikut didepannya dan terus kedepan. Keuntungannya adalah lebih mudah dihafal, suratnya pendek-pendek, untuk dibaca ketika sholat dan yang paling penting adalah dapat menambah gairah dan semangat penghafal karena ada rasa puas bahwa telah berhasil menghafalkan sekian banyak surat di Jus 30. Sedangkan kalau dimulai dari depan maka satu surat Al-Baqarah (286 ayat) saja, baru bisa diselesaikan setelah berlalu 2,5 Jus. Ini bisa membuat  kurang bersemangatnya menghafal AlQuran dan mungkin saja bisa putus ditengah jalan (berhenti, hafalan yang telah diraih hilang begitu saja) karena sudah sekian lama menghafal tapi tidak satu suratpun  yang selesai dihafal.

Memang tidak mudah tapi juga tidak terlalu sulit untuk mendapatkan hafalan yang baik. Harus terus dicoba dan dijalani dengan kesungguhan, ikhlas, penuh kesabaran dan ketabahan serta jangan lupa selalu berdoa kepada Allah mohon agar dimudahkanNya.

Untuk motivasi bagi kita maka Ingatlah *peristiwa ketika manusia dibangkitkan dari kubur kemudian digiring menuju Padang Mahsyar yang panasnya sangat dahsyat, tidak ada naungan selain dariNya, Syafaat AlQuran*  akan diberikan kepada seseorang yang selalu membacanya setiap hari terutama diwaktu malam hari.

Rasulullah bersabda:

"Puasa dan *Al Qur'an* kelak pada hari kiamat akan memberi syafa'at kepada seorang hamba. Puasa berkata: Duhai Rabb, aku telah menahannya dari makanan dan nafsu syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa'at kepadanya. *Dan Al Qur'an berkata: aku telah menahannya dari tidur di malam hari, maka izinkanlah aku memberi syafa'at kepadanya.* Beliau melanjutkan sabdanya: *maka mereka berdua (puasa dan Al Qur'an) pun akhirnya memberi syafa'at kepadanya."*(HR. Ahmad: 6337)


Mari sama-sama berjihad menghafalkan AlQuran, semoga kita berhasil karena ridho dan rahmat Allah. Aamin.

No comments:

Kami mengharapkan komentar dan kritikan yang membangun, ..