Case 6 : White Collar Crime - Syarif Miftahudin's Blog

Monday, August 19, 2019

Case 6 : White Collar Crime



Indah dan Ina nampak serius membuka dan membaca beberapa website yang disarankan Romi dua hari lalu.
Bertempat di kamar tidur Indah. Mereka menyusun rencana agar bisa menyelundup ke acara pertemuan antar pengusaha di apartment mewah siang besok.
Pertemuan itu akan dihadiri para Chief Executive Officer dari berbagai peruhaan terbesar dalam Negeri.
“Yuhu … pulang-pulang bawa gebetan Bos nih,” Ina girang sendiri bermain dengan imajinasinya. Ia akan bertemu dengan CEO muda, mereka saling jatuh cinta, menikah  dan bahagia. Halah  … Ina terlalu sering membaca novel romance.
Please Ina seriously!”
Hi Budy come on, anggap kita akan bersenang-senang bukan hanya sekadar menjalankan misi!”
Indah hanya menyunggingkan bibirnya memaksakan diri untuk tersenyum.
∞∞∞∞∞
Sekitar pukul 05.00 AM mereka menuju apartment yang akan mengadakan pertemuan tersebut.
Bukan sembarang orang yang bisa masuk ternyata, mereka tidak membaca bahwa hanya orang berkartu nama dengan tulisan CEO lah yang bisa masuk ke acara tersebut.
Indah menelepon Romi.
“Rom gawat aku dan Ina tidak bisa masuk.”
“Tenang saja,  kembalilah ke basement! Begini caranya ….”
∞∞∞∞∞
Yang ditunggu telah datang.
“Wow keren … tampan. Biar aku saja yang maju.”  
Ina keluar dari mobil dan mulai berakting.
Modus mencuri perhatian Ina memang selalu berhasil, seorang pria muda berjas rapi menghampiri.
“Ada yang bisa dibantu nona? Sepertinya anda kebingungan.”
“Tentu tuan! Saya meninggalkan dompet di apartment dan kuncinya terbawa oleh sahabat saya. Lapar sekali … saya hendak membeli makan tapi …”
“Mau lunch bersama saya?”
“Sungguh?” Ina bertanya dengan mata berniar.
“Tentu.”
“Dimana?”
“Mahoni No. 1334.”
“Setahu saya disana sedang ada pertemuan para pengusaha.”
“Iya .. saya hendak kesana.”
“Anda seorang CEO?”
“Yups … ”
“Tidak, mana mungkin saya ikut.”
“Semua orang datang dengan membawa pasangan. Hanya saya yang tidak. Jadi jika kamu mau bisa menemani saya kesana.”
“Baiklah,” tentu saja Ina tidak akan menolak dalam hatinya sudah girang.
Indah yang ada didalam mobil memperhatikan dan cekikikan “ wah … keren kau In bisa menjadi pesaing berat Karen Gillan pemain Jumanji.” Dalam benaknya Indah juga bertanya apa dia bisa melakukan hal serupa dengan Ina. Ayolah … Indah tidak pandai berakting apalagi berlagak sok feminim di depan pria. Yang ada Indah akan mengajak bertarung.
Tidak ada jalan keluar. Ina tidak boleh menunggu lebih lama di dalam sana sendirian, bahaya.
Pikiran Indah sudah kalut. Ia melewatkan para pria berdasi yang memarkirkan mobilnya.
Aha ….
∞∞∞∞∞
Sedari tadi Ina celingukan mencari kawannya yang belum juga muncul.
“Hah … itu Indah,” Ina kaget melihat Indah yang bukannya terlihat menawan justru sebaliknya.
Indah memberi kode agar Ina menghampiri.
Mereka ada di kamar mandi sekarang.
“Apa yang kau lakukan dengan kostum  ini Indah?”
“Aku menyamar menjadi sopir yang akan mengantarkan map ini pada Tuannya. Hampir saja petugas di depan tidak bisa kelabui.
Pasang pengaman ini!” Lanjutnya.
Indah dan Ina memasangkan full-face mask sebagai alat pelindung dari gas yang akan segera memenuhi ruangan ini.
Begitu penutup gas yang ada ditangan ini dilepas,  sempurna sudah … semua mata terlelap kecuali Ina dan Indah.
“Bolehkah aku menculik satu Ndah?”
“Ina ….. “
“Indah ….”
∞∞∞∞∞
“Kenapa kita menidurkan semua orang Indah, kita hanya mencari satu orang untuk mendapatkan sidik jarinya?” Ina geleng-geleng kepala setelah menyadari ini keliru.
“Terlalu rumit mencari satu orang diantara orang-orang hidup In,” Indah memberikan alasan yang lumayan masuk akal.
Oh Lord ….”
Indah dan Ina gerak cepat membuka setiap dompet para CEO muda tersebut dan melihat KTP nya.
“Aku tahu siapa dia … dia bos yang pelit terhadap anak buahnya. Tidak ada salahnya aku mengambil beberapa lembar uang ini dari dompetnya” Yups … Indah menyelam sambil minum air.
“Aje gile ini mantan Bos aku di perusahaan dulu. Dia masih saja menyimpan poto selingkuhannya meski memiliki istri yang cantik dan baik. Eh … memang para lelaki ini sudah di kasih kaya lupa sama yang dirumah. Enggak tahu apa siapa yang menemani mereka hingga sukses begini kalau bukan bininya.” Ina terpancing emosi.
“Sudah ketemu Ndah?”
“Belum Na …”  Indah dan Ina sahut-sahutan seakan tidak ada yang mendengar.
Namun tepat dibelakang mereka sudah berdiri seorang pria muda dengan pakaian santai berdehem. Indah dan Ina kaget bukan kepalang. Mereka saling menoreh lalu berbarengan melihat kebelakang.
“Kalian mencariku?”
“Apa yang kau lakukan disini?”
“Hei Nona-nona tentu saja aku sedang menghadiri acara ini. Kalian sungguh hebat meninabobokan peserta yang lain. Terima kasih karena sudah mempermudah pekerjaanku untuk menyingkirkan mereka para kompetitor.”
“Hei kau tidak punya hati … kau telah menuduh supplier kecil melakukan kesalahan besar dalam memproduksi kain. Padahal jelas-jelas perusahaan kalianlah yang telah menambahkan zat berbahaya pada kain tersebut sehingga menimbulkan kegatalan pada setiap pemakainya.”
“Perusahaan kami telah dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan.” Pria di depan Indah dan Ina merentangkan tangan dengan sombongnya.
“Kau menyuapnya.”
“Apa aku salah?”
“Tentu.”
“Uang bisa  membeli semuanya nona-nona termasuk membeli kalian … hukum di Negera kita gampang sekali dibeli hanya dengan selembar kertas ini,” Ia melemparkan selembar cek pada Indah dan Ina.
“Kalian pikir mengapa para koruptor masih masih banyak berkeliaran dan korupsi terjadi dimana-mana? Karena hukum di Negara kita lembek, membuat para bedebah seperti kami tidak keberatan untuk menghadap pengadilan. Wong … pengadilan ada di bawah kuasa kami. Jika ada hakim sok suci maka bersiaplah menghadapi nasib malang kehilangan perkerjaan.
Bukankah kalian sudah tahu sendiri,  ini bukan hal baru. Right?”
Sekarang pulanglah! Biar aku yang menyelesaikan semua ini. Belajarlah sedikit lebih cerdik saat ingin membongkar kejahatan di dunia kami para gadis kampung!”
Indah berlari ke belakang … Ina membuka genggamannya mengeluarkan serbuk kimia yang bisa membangunkan para audiens.
Tepat ketika semua membuka mata layar lebar di depan menyala … menyiarkan rekaman suara dan pengakuan dari pria sombong tadi.
Tersangka hendak melarikan diri ketika menyadari semua mata tertuju padanya, Namun tertahan setelah seorang audien menghadang dan menelepon polisi.
Indah telah mengupload video tersebut ke youtube, secara Indah adaah youtuber yang akan dengan cepat memviralkan video ini. Bukan hanya lewat youtube Ina juga memposting video ini dalam instagram.
Terlalu lama jika harus menunggu reporter menyiarkan berita ini di televisi. Zaman telah berubah, berita lebih cepat sampai memalui media-media kekinian seperti youtube maupun Instagram.
∞∞∞∞∞
Sepulang dari sini akun youtube Indah kebanjiran subscriber. Begitu pula dengan instagram milik Ina yang langsung berceklis biru ditambah bonus DM dari CEO muda yang kemarin membuatnya berhasil masuk ke Mahoni No. 1334.
“Hai … you are amazing
Mimpi Ina menjadi nyata untuk mendapatkan CEO muda.

No comments:

Kami mengharapkan komentar dan kritikan yang membangun, ..