Ina memang penuh dengan imajinasi dimanapun, kapanpun tentang apapun … dikepala Ina hal sepele bisa menjadi panjang kali lebar hingga menemui akar.
Tadi malam Ina dan Indah pergi ke XXI, rencana awal mereka akan menonton Animasi namun setibanya disana Ina memaksa Indah untuk menonton film horor.
“Macam pemberani saja kamu In, mau kencing tengah malam saja membangunkan orang yang lagi tidur.” Komentar Indah ketika Ina selesai membeli tiket masuk.
“Ini film seru Ndah, kita wajib nonton.”
Ina memang unik, terkadang dia penakut namun pada saat-saat tertentu menjadi sangat pemberani. Kalau kepepet. Buktinya meski Indah meledeknya penakut tapi Ina berani juga ke toilet saat film sedang berlangsung. Yes … the power of kepepet dari pada pup dicelana dan membuat seisi room theater keracunan.
“Sudah pup-nya In?” Tanya Indah setelah Ina kembali kurang dari 5 menit.
“Buset Ndah susah keluar … mana sepi banget lagi, kebayang enggak sih pas lagi pup tiba-tiba ada kepala buntung nongol dari dalam kloset,” Tuh, kan Ina memang suka berimajinasi.
“Hahaha kau ini keterlaluan kalau mengkhayal, tapi sempet cebok, kan?” Tanya Indah ragu.
“Enggak Ndah Engga, keburu ada yang mengetuk dari kloset makanya aku kabur.” Ina sengaja membuat Indah jijik.
Indah mencubit Ina “Ayok nonton lagi, jangan berisik!”
Sepanjang menonton film horor ini Ina malah cekikikan sendiri membuat Indah waspada kalau-kalau Ina keserupan.
“In berisik kau ini.”
“Lucu Ndah hahahaha, aku lagi bayangin kalau hal itu terjadi di sini.”
“Husss ngaco…”
∞∞∞∞∞
Setelah Ina dan Indah selesai menonton, mereka menghubungi Romi dan Budi memberi kabar jika mereka ada di mall tidak jauh dari Saladdin square.
Tidak lama Romi dan Budi datang lantas bergabung bersama Ina dan Indah, mereka berburu makan malam. Tidak di pinggiran jalan, kali ini mall. Nampaknya mereka baru mendapat durian runtuh.
“Bagaimana filmnya tadi?” Tanya Budi.
“Lumayan Bud, menghibur,” jawab Ina.
“Menghibur?”
“Iya Rom menghibur … tuh film horor kocak abis apalagi ketika setannya bergerombol mengincar 1 orang, kasihan sekali tokoh di film tadi, but seriously ekpresinya dapat abis … aku membayangkan kalau Budi yang jadi tokohnya dan dikejar-kejar setan.” Indah tertawa sendiri, yang lain memperhatikan khawatir. Ina memang memiliki dunianya sendiri kalau sudah begini.
“In dari tadi kau tertawa terus, aku bukan takut nonton filmnya malah lebih menyeramkan melihat kau,” Indah nampak kesal.
∞∞∞∞∞
Selasa, 05 Maret.
“Rom … aku dan Indah sudah di statiun” Ina berbicara pada Romi via telepon.
“Romi dan Budi akan segera sampai Ndah,” tanpa diminta Ina memberi informasi pada Indah yang nampak sudah bosan menunggu.
“Lelet sekali dua pria itu.” Indah berseru ketus.
Akhirnya Romi dan Budi tiba di statiun, mereka nampak semangat sekali menjalankan misi kali ini.
“Serius kita naik RKL Rom?” Tanya Indah.
“Tentu, kalian harus tahu bagaimana rasanya naik KRL.” Jawab Romi.
Nah … KRL tujuan mereka telah tiba di statiun. Buset … padat sekali bagai entepan pindang. Romi dan Budi lari ke gerbong umum. Sedangkan Indah dan Ina dengan susah payah akhirnya berhasil masuk gerbong khusus perempuan.
Andai Indah dan Ina bisa bicara secara batin, mungkin saat ini mereka sedang bergosip riya mengomentari bau badan salah satu penumpang yang membuat mual, belum lagi seorang wanita muda yang tidak tahu malu duduk di kursi prioritas dan membiarkan seorang Nenek hanya berpegangan pada pengail saja.
Entah bagaimana keadaan di gerbong umum, sepadat ini kah?
Akhirnya setelah melewati 8 statiun, di statiun ke-9 banyak penumpang yang transit ke KRL tujuan lain. Sedikit bisa bernafas lega.
“Ndah kebayang enggak, kejadian seperti di film horor kemarin terjadi di KRL ini. Kemana kita akan lari? Secara semua gerbong dipadati penumpang yang entah akan pergi kemana.”
“Jangan berhalusinasi deh!”
“ Ih …. Ndah di film yang kita tonton kemarin malam setiap orang yang tergigit dan terkena virus akan menjadi mumy lalau memangsa manusia lain untuk dijadikan mumy pula.”
“Maksud kau semua orang di kereta ini akan menjadi mumy, hah?” Tanya Indah berusaha menanggapi Ina. Ia hanya bergurau.
“Ndah … kan, di film yang kita tonton semua orang dari gerbong belakang berlarian ke gerbong depan demi menyelamatkan diri. Nah kalau sampai terjadi sekarang, bagaima mana orang-orang di gerbong belakang berlari kesini secara berdesakan? Pastilah kita semua akan menjadi mumy secara estapet.” Tanpa memperdulikan tanggapan Indah, Ina terus bermain dengan imajinasinya.
“Kalau ternyata virus itu ada di gerbong depan, itu tandanya kita yang akan duluan menjadi mumy, hahahaha” Indah jadi tertawa menanggapi temannya ini.
Belum selesai Indah tertawa tiba-tiba gerbong kereta terasa berguncang. Semua penumpang saling bertukar pandang bagai bertanya ada apa?.
∞∞∞∞∞
Orang-orang saling berlomba untuk melangkah ke gerbong depan, namun apa daya KRL bukanlah kereta seperti yang ditonton Indah dan Ina tadi malam. Ini KRL Ibu Kota yang setiap harinya dipadati penumpang. Tamat sudah jika yang diimajinasikan Ina benar-benar terjadi.
Sesak sekali, semua orang berusaha bertahan dan menyelamatkan diri masing-masing. Untunglah dalam beberapa detik KRL berhenti di statiun ke-10.
“In ayo kita turun!” Indah yang semula santai menanggapi Ina kini terlihat panik.
“Jangan Ndah! Menurut film yang kita tonton semalam, semua orang di statiun ke-10 ini telah terjangkit virus mumy.” Oh … God Ina benar-benar telah membuat Indah takut.
“Lalu kita harus bagaimana?” Tanya Indah ketika semua orang berusaha keluar dari dalam gerbong.
Waktu 5 menit tidak cukup untuk mengeluarkan semua penumpang yang ada dalam RKL, masih ada puluhan orang terjebak dalam gerbong, pintu otomatis segera tertutup dan KRL kembali melaju. Semua penumpang terlihat panik, mereka semua berkumpul dalam 2 gerbong dan menutup pintu penghubung antara gerbong 2 dan 3.
“Dimana Romi dan Budi?” Indah bertanya panik..
“Aku tidak tahu Ndah, ini persis adegan di film itu … kita terpisahkan dengan sahabat kita, dan akhirnya mereka menjadi mumy.”
“Aaaaaa …. Please Ina berhenti berpikir yang tidak-tidak!”
Dalam kepanikan, Indah dan Ina mendengar teriakan Romi yang meminta mereka membuka pintu menuju gerbong 2.
Ina dan Indah berusaha menerobos kerumunan manusia yang ada di gerbong 1 dan 2. Tepat saat Indah dan Ina berdiri di depan pintu penghubung gerbong 2 dan 3 semua orang menghalangi mereka agar tidak membuka pintunya.
“Teman kami ada disana, tolonglah!”
“Jangan gila kalian. Mau cari mati, hah?” Tanya salah satu penumpang berperawakan besar dengan tato menghiasi lengan dan lehernya.
Dibalik pintu Romi terus berteriak.
“Indah, Ina buka pintunya … Budi dalam bahaya!”
Adegan saling dorong mendorong tidak bisa dihindari, Indah berusaha menghadang penumpang lain yang berusaha menghalangi mereka membuka pintu, sedangkan Ina berusaha membuka pintu yang telah dipasang pengikat kuat.
Setelah berusaha dalam kepanikan akhirnya pintu gerbong terbuka … semua terpaku dan mata mereka terfokus pada Budi yang kejang-kejang dengan tidak karuan. Memang menyeramkan.
“Ayan-nya kembali kambuh?” Tanya Indah.
“Iya … dan obatnya ada di tas kamu Ina.”
∞∞∞∞∞
Nampaknya semua penumpag KRL kala itu terbius oleh film horor yang disutradarai Yeon Sang-ho asal korea selatan, Train to Busan.
No comments:
Kami mengharapkan komentar dan kritikan yang membangun, ..