Harusnya Romi lulus dengan nilai cumlaude tahun kemarin. Hanya saja praktikum telah membuat semua kepastian itu tertibun tanah. Semua ini karena ulah seorang Dosen yang menjadikan Romi sebagai musuh bebuyutan persaingan cintanya. Memang susah kalau mendapapatkan Dosen baperan, bisa –bisa nilai semua ujian di pengaruhi oleh mood-nya.
Mari mengenang warna-warni masa perkuliyah Romi.
∞∞∞∞∞
5 tahun lalu ketika Romi baru menjejakan kakinya di kampus ini ia telah menjadi incaran banyak gadis, tidak terkecuali para seniornya. Perawakan proporsional dan wajah menawan ada dalam diri Romi ditambah kecerdasaan yang ia miliki membuat namanya melambung di kampus ini.
Diam-diam ada yang tidak suka atas keberadaan Romi, seseorang itu merasa kehadiran Romi telah menyaingi keberadaannya. Terlebih ketika melihat Romi bergandengan tangan dengan Mahasiswa perempuan yang menjadi idolanya sejak lama. Namun naas, cintanya bertepuk sebelah tangan.
Seseorang itu adalah Dosen di kampus ini. Ia telah mati-matian memperjuangkan cintanya dan yang diperjuangkan mati-matian pula mengenyahkannya.
Pernah suatu hari ~~
“Saya mencitai kau.”
“Saya tidak suka pria berkepala botak.”
Si Dosen berpikir keras bagaimana cara menumbuhkan rambut dikepalanya dalam satu hari demi sang pujaan hati.
Keesokan hari si Dosen kembali menemui gadis pujaanya, ia telah memiliki rambut.
“Saya telah memiliki rambut. Mau kah kau menikah dengan saya?”
“Tidak bisa, itu rambut palsu. Dan kau memasangkannya keliru, terbalik …”
∞∞∞∞∞
Singkat cerita si Dosen ini berusaha move on namun ketika melihat Romi dan gadis pujaannya berboncengan bareng ia kembali merana. Gagal move on.
“Rom apa kau tahu, aku telah lama memendam rasa,” ucap sang gadis dengan begitu manis.
Pipi Romi merona merah, ini kali pertama jantungnya berdebar saat dengan seorang wanita.
“Jika kau tidak bicara mana mungkin aku tahu.”
“Untuk itu aku bicara. Sampaikan pada saudaramu aku mencintainya sejak lama.”
Hancur sudah … Romi kira gadis ini mencintaiya ternyata bukan, bukan sama sekali. Ia hanya mendekati Romi untuk mencari tahu tentang Fajar yang tidak lain adalah saudara Romi.
∞∞∞∞∞
4 tahun berlalu tibalah detik-detik masa perkuliyah berakhir. Tentang cintanya yang tertolak bahkan sebelum tersampaikan sudah lama mati dalam ingatan Romi.
Romi hendak mempresentasikan aplikasi yang telah ia buat selama sebulan penuh. Aplikasi yang bisa dikatakan luar biasa untuk ukuran Mahasiswa strata 1.
Ditengah-tengah presentasinya tiba-tiba Aplikasi eror dan mengubah laman menjadi tampilan percakapan saat Romi ditolak Sherly si gadis pujaan Dosen plontos itu.
Romi meyakini semua ini adalah ulah si Dosen plontos. Meski pada akhirnya Sherly menikah dengan Fajar tetap saja Romi dijadikan sebagai tersangka atas tertolaknya cinta sang Dosen terhadap gadis yang juga telah membuat Romi merana sesaat.
Sial … percakapannya empat tahun lalu telah direkam. Ini memalukan, seorang Romi ditolak perempuan untuk pertama kalinya. Ini cinta pertamanya, cinta pertama yang naas.
Video presentasi Romi yang gatot beredar di seluruh sudut kampus. Ini membuat Romi malu bukan kepalang. Mendadak tenar dengan gelar baru yakni Si Jenius yang ngenes. Pertunjukan ini berhasil membuat Romi merasa dilemparkan ke masa lalu.
Akhir cerita Romi mendapatkan nilai buruk atas presentasinya.
∞∞∞∞∞
Begitulah kurang lebih yang mewarni kelulusan ST. Romi tahun lalu di salah satu Universitas di Kotanya.
Hari ini Romi pergi ke Universitas tempat dulu ia kuliyah dengan dalih berkunjung ke perpustakaan. Tak ada yang tahu bahwa sebernarnya Romi akan membobol situs universitas, bukan untuk menghancurkannya, tenang saja! Romi hanya akan bersenang-senang untuk memberi kenangan pada Dosen tercintanya yang ternyata telah menjadi seorang Profesor.
Web ini adalah tanggung jawab Profesor dan menurut informasi yang Romi dapatkan besok adalah jadwal mahasiswa melaksanakan praktek di Lab dengan mengakses situs kampus.
Dia boleh saja seorang Profesor, muda dan kaya tapi kisah percintaannya sangat menyedihkan. Jelas saja! Prof selalu memabuat ilfeel para wanita denga gayanya yang beuh … norak abis.
“Prof harus merasakan apa yang dulu aku rasakan.”
“Dendam kesumat kau Rom. Padahal Sherly sudah menikah. Bukan dengan kau ataupun Profesor, kalian berdua sama-sama naas. Hahaha.” Budi menertawakan Romi yang terlihat serius di depan laptopnya.
“Tetap saja prof botak itu telah mempermalukan. Dasar tidak profesional.”
Santai … ini hanya lelucon.
Meski Romi lulus dengan nilai jelek tetap saja kecerdasan telah mendarah daging dalam otaknya. Maka apalah asrti sebuah kertas dengan sederet nilai yang katanya great itu. Kecerdasan sesungguhnya tidak bergantung pada Ijazah. So … woles aja.
“Wifi konek?” Tanya Romi.
“Siap.”
“Jangan sampai jaringan terputus tiba-tiba bahaya!”
“Halah memangnya kartu kuota kau yang hanya konek pada malam hari saja.”
Pukul 10.00 PM kampus telah sepi, Romi dan Budi mulai beraksi.
“Gilaa ... situsnya berkembang pesat. Universitas ini lebih maju berkat prof yang mahir di bidang teknologi”
“Mau di tampol kau Bud? Jelas-jelas prof memanipulasi semua ini, dia peniru.”
“Ah … selalu kebakaran jenggot kalau dengar nama profesor,” komentar Budi.
“Besok akan ada kejutan untuk Profesor kecintaan kau Rom. Oh … malang niang kau prof bersiteru dengan kawanku yang jenius ini. Hahahahaha. ”
“Berhenti tertawa! Bisa saja tawamu mengundang para dedemit datang ke Lab ini.”
Budi segera tutup mulut.
Fuh … situs ini memiliki pertahanan yang kuat, tidak mudah untuk sekadar merubah laman depannya.
“Gila … si Prof melakukan pertahanan yang tebal Rom. Berlapis-lapis.”
“Iya persis kau berlapis-lapis pakai baju agar tidak terlihat kurus.”
“Wkwkwkw” Budi cekikikan mengingat kini ia mengenakan 5 lapis kaos ditambah 1 kemeja monochrome.
“Bud, bayangkan besok ketika semua mahasiswa menyalakan komputer di lab ini, kepala bodak Profesor lah yang muncul pertama dilaman web lalu diringin slow motion selfie-selfie ala profesor yang norak abis. Tangan ditaruh diatas bibir sambil manyun-manyun.”
Tidak mampu menahan tawa, Romi dan Budi cekikikan sampai guling-guling hingga suara seorang perempuan ikut-ikutan tertawa hihihihih …. Di balik rak buku sana wanita berjubah putih menatap Romi dan Budi bergantian lalu tertawa lagi hihihihi ….
∞∞∞∞∞
Esok tiba.
Romi telah memasangnkan alat semacam teamviewer tersembunyi sehingga brainware tidak menyadari bahwa aktifitasnya sedang di tonton dua sekawan Romi dan Budi di basecamp sambil menikmati secangkir kopi.
Ketika para mahasiswa menyalakan komputer, tara … wajah prof menghiasi sebanyak 150 monitor.
Para mahasiswa menahan tawa, sedangkan Profesor tidak menyadari hal tersebut.
“Ada apa ini kenapa kalian menutup mulut dengan bahu berguncang?”
“Anu Prof ….”
“Anu apa anu?”
“Botak Prof.”
Profesor refleks memegangi kepalanya seperti mencari sesuatu. Akankah ada ketombe di kepala Profesor yang tidak memiliki rambut? Ah … jawab saja sendiri!
“Sorry Prof sepertinya komputer saya eror.”
Profesor menghampiri, ketika melihat monitor mukanya sudah bagai kepiting rebus.
Dilain tempat Romi dan Budi membayangkan ekspresi profesor lantas tertawa puas.
Jadwal berantakan dan ujian diundur. Yes … bukan hanya mengerjai profesor, Romi dan Budi juga telah menyelamatkan para Mahasiswa yang belum siap ujian praktek.
∞∞∞∞∞
Tenang saja Romi hanya sekali mengerjai Profesor, ini hanya semacam ucapan selamat tinggal sebelum Romi DKK meninggalkan Kabupaten dan bermutasi ke Ibu Kota.
Bye Prof … salam hormat dari Mahasiswa kesayanganmu.
No comments:
Kami mengharapkan komentar dan kritikan yang membangun, ..