Pendekatan Ibu Sina Mengenai Konsep Kesehatan - Syarif Miftahudin's Blog

Friday, January 27, 2023

Pendekatan Ibu Sina Mengenai Konsep Kesehatan


    Abu‑Ali al‑Husain Ibn Abdullah Ibn‑Sina atau sering dikenal dengan nama Ibnu Sina, adalah seorang filsuf dan dokter muslim yang lahir pada tahun 980 di Bukhara (Uzbekistan) dan meninggal pada tahun 1037 di Hamadan (Iran). Di barat, Ibnu Sina lebih dikenal dengan nama latinnya Avicenna. Pada usia 16 tahun, Avicenna sudah dianggap sebagai ahli di bidang teologi, filsafat, matematika, dan astronomi, tetapi beliau kemudian mengalihkan perhatiannya ke dunia kedokteran dan memenuhi syarat sebagai dokter pada usia 18 tahun. Avicenna telah menulis beberapa buku tentang kedokteran dalam bahasa Persia dan Arab, salah satunya adalah Canon of Medicine (al-Qānūn fī al-ṭibb) yang selama setidaknya enam abad dipakai sebagai buku textbook di negara-negara timur dan barat1. Buku ini mengikuti filosofi tradisi kuno empat elemen (udara, air, api, dan bumi) dan empat cairan (darah, lendir, empedu kuning, dan empedu hitam)2.

Avicenna menjelaskan hubungan antara kedokteran dan filosofi, salah satunya dengan “the theory of soul and body”. Bagi Avicenna, manusia adalah makhluk dua dimensi yang terdiri dari tubuh dan jiwa, Keduanya saling terkait sebagai dua zat yang melekat pada setiap manusia dan tidak dapat dipisahkan. Diantara keduanya terdapat perantara antara jiwa dan tubuh yang disebut dengan “RB” (Rūḥ Bukhārī), zat yang tak terlihat yang disamakan dengan uap dan menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini berhubungan dengan “The Four Humors Theory oleh Hippocrates, dimana “RB” menyebar melalui darah dan saraf ke seluruh tubuh sebagai sesuatu yang dianggap seperti listrik atau energi yang tidak terlihat dan tidak dapat dikenali oleh indera. Jika cairan ini tetap seimbang dan moderat, maka manusia dalam keadaan sehat, demikian juga hubungan antara jiwa dan tubuh melalui “RB” terjalin dengan baik. Terganggunya keadaan keseimbangan dalam tubuh ini merupakan faktor yang dapat menyebabkan penyakit3.

Avicenna berpendapat bahwa seorang dokter dapat mendiagnosis penyakit dengan mengetahui gejalanya, tetapi pengetahuan yang lebih baik dapat diperoleh ketika dokter dapat mengidentifikasi penyebab material dan penyebab efisiennya. Penyebab materialnya sama dengan apa yang dibicarakan dalam argumentasi teori empat cairan. Sehubungan dengan penyebab yang efisien, Avicenna mengacu pada faktor-faktor yang dianggap perlu untuk diagnosis penyakit, pengobatan, dan bahkan pencegahan penyakit, diantarnya adalah faktor agen udara dan afiliasinya, makanan, air, waktu tidur dan terjaga, pekerjaan, lingkungan, tempat tinggal, aktivitas, usia, jenis kelamin, dan kebiasaan3.

Selain konsep tentang hubungan jiwa dan tubuh, Ibnu Sina merupakan penulis pertama yang membahas faktor gaya hidup. Dia percaya bahwa modifikasi gaya hidup harus dianggap sebagai landasan dalam mencegah bahkan mengeradikasi penyakit. Ibnu Sina dan sebagian para dokter di Iran berpendapat bahwa ada enam faktor penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit yang disebut “Asbab‑e‑Settah‑e‑Zaruriah”, yaitu udara, aktivitas fisik atau gerakan tubuh, tidur & terjaga, psikis, makanan & minuman, deplesi dan retensi4.

Menurut pendapat saya, pandangan Ibnu Sina mengenai kesehatan sangat relevan dengan keadaan sekarang, dimana kondisi sehat tidak hanya berpusat pada keadaan fisik atau tubuh manusia, tetapi pemahaman tentang jiwa dan spiritual juga berpengaruh. Mengacu pada definisi kesehatan dari WHO dimana kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan juga selaras dengan pemikiran Avicenna. Konsep homeostasis dalam ilmu fisiologi pun berdasarkan keseimbangan dalam tubuh manusia sesuai pandangan Avicenna. Bahkan saat ini dipopulerkan istilah biopsychosocial-spiritual yang dibawakan dalam ilmu kedokteran keluarga (family medicine) merupakan gagasan yang sama, yaitu kondisi kesehatan manusia merupakan gabungan dari beberapa aspek dari segi bio atau biologis tubuh manusia, psycho yang berarti jiwa atau psikologis, sosical- hubungannya antar sesama manusia, dan spiritual- hubungan manusia dengan tuhannya. Memahami konsep jiwa dan tubuh yang diperentarai oleh “RB” ini mendasari bahwa ketika hubungan antara keduanya tidak terjalin dengan baik (dalam kasus cedera kepala berat), maka akan terjadi “brain deth”, atau mati batang otak dalam istilah kedokteran, dimana panca indra, pesepsi, dan memori tidak berfungsi namun manusia masih dikatakan hidup. Selanjutnya ketika tubuh benar-benar rusak, maka jiwa akan terpisah dari tubuh dan menuju kehidupan yang kekal setelah kematian yang kita percayai sebagai kehidupan akhirat. Hal ini juga berkaitan dengan prinsip filosofis Avicenna dan para filosof muslim lainnya yang tidak menganggap kematian sebagai akhir dari kehidupan.

Dari faktor-faktor gaya hidup yang dijelaskan oleh Avicenna, menurut saya juga menjadi pemahaman yang sangat baik jika diterapkan oleh setiap manusia. Mengendalikan faktor-faktor tersebut, seperti asupan makanan, durasi tidur, kebersihan lingkungan, kebersihan udara dan air, akan sangat berguna dalam pencegahan maupun menjaga kondisi kesehatan baik untuk setiap individu maupun manusia dalam populasi. Sebagai contoh, faktor resiko terbesar dari penyakit diabetes dan hibertensi berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi makanan berlebih. Dalam panduan pengelolaan penyakit diabetes dan hipertensi, langkah pertama penatalaksanaan penyakit tersebut adalah modifikasi gaya hidup, sebelum pemberian farmakoterapi. Sehingga menurut saya, setiap individu sebenarnya memegang kendali atas kesehatan tubuhnya masing-masing dalam upaya pencegahan penyakit seperti diabetes dan hipertensi dengan menerapkan gaya hidup yang sehat seperti tidak merokok, konsumsi gula dan garam tidak berlebihan, tidak mengkonsumsi alkohol, tidur cukup dan aktivitas fisik yang seimbang.



Referensi:

1. Afshar, A., Steensma, D. P. & Kyle, R. A. Ibn Sina (Avicenna): The “Prince of Physicians”. Mayo Clinic Proceedings 95, e31–e32 (2020).

2. Emtiazy, M. et al. Relation between Body Humors and Hypercholesterolemia: An Iranian Traditional Medicine Perspective Based on the Teaching of Avicenna. 14, 6 (2012).

3. Zahabi, S. A. Avicenna’s Approach to Health: A Reciprocal Interaction Between Medicine and Islamic Philosophy. J Relig Health 58, 1698–1712 (2019).

4. Choopani, R. & Emtiazy, M. The Concept of Lifestyle Factors, Based on the Teaching of Avicenna (Ibn Sina). International Journal of Preventive Medicine 5 (2015).

 

No comments:

Kami mengharapkan komentar dan kritikan yang membangun, ..