1. Jelaskan mekanisme respon inflamasi
dari segi molecular!
Respon inflamasi molekuler.
Inflamasi menjadi respon saat
terjadi infeksi bakteri, virus, maupun agen asing lainnya yang masuk ke dalam
sel tubuh manusia. Adanya agen asing tersebut biasanya memiliki suatu penanda
yang disebut dengan PAMP (pathogen
associated molecular pattern) yang dapat dikenali oleh reseptor yang
dimiliki oleh tubuh yaitu PRR (pattern
recognition receptors). Setelah tubuh mengenali adanya agen asing yang
masuk yang ke dalam tubuh, respon pertama diperankan oleh sel mast yang
mengeluarkan histamin, sebagai vasodilatasi, dan heparin, sebagai antikoagulan.
Akibatnya akan terjadi peningkatan permeabilitas vaskuler dan peningkatan
aliran darah menuju tempat terjadinya injury,
serta akan muncul tanda-tanda peradangan seperti kemerahan, bengkak, panas,
rasa nyeri, dan gangguan fungsi. Sel mast juga akan mengeluarkan berbagai macam
sitokin dan kemokin proinflamasi untuk menarik sel neutrofil dan makrofag
menuju sumber injury.
Agen penyebab inflamasi misalnya LPS
(lipopolysaccharide) pada infeksi
bakteri atau kondisi stress akibat suatu penyakit akan menginduksi reseptor TLR
(toll like receptor) atau reseptor
lainnya misalnya, reseptor tirosin kinase. Induksi reseptor tersebut akan
mengaktifkan jalur pensinyalan NF-κB atau jalur lainnya, misalnya MAPK. Bentuk
aktif NF-κB akan masuk ke dalam nukleus yang selanjutnya mengaktifkan gen
target untuk memproduksi kemokin, sitokin, molekul adhesi dan reseptor untuk
menyebabkan proliferasi, pertumbuhan dan diferensiasi sel. Salah satu produknya
adalah Cox2 yang memediasi konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin.
Prostaglandin dapat menyebabkan peradangan. Patogen, toksin, polutan, iritan
dan alergen juga akan mengaktifkan sel epitel sebagai rangsangan inflamasi. TLR
mengenali pola yang dimiliki oleh patogen dan mengaktifkan sel inflamasi
seperti, growth factor, kemokin, IL-8
dan TNF-α.
Pada infeksi saluran pernapasan
misalnya, Sel inflamasi yang diaktifkan merekrut neutrofil dan monosit ke
daerah terjadinya injury. Sel-sel
inflamasi yang direkrut tersebut melepaskan elastase dan MMP9, yang
masing-masing menghasilkan hipersekresi mukus dan degradasi elastin. Selain itu
makrofag mengeluarkan TGF-β yang memicu proliferasi fibroblas untuk remodelling
jaringan. Otot polos saluran napas menghasilkan sitokin inflamasi, protease,
dan faktor pertumbuhan, yang dapat berkontribusi pada proses remodeling. Pada
saluran nafas, ROS dapat meningkatkan kerusakan sel epitel.
No comments:
Kami mengharapkan komentar dan kritikan yang membangun, ..